Wednesday, February 24, 2010

Cisco Paket Tracer

Cisco Packet Tracer adalah sebuah software simulasi jaringan. Sebelum melakukan konfigurasi jaringan yang sesungguhnya (mengaktifkan fungsi masing-masing device hardware) terlebih dahulu dapat dilakukan simulasi menggunakan software ini. Simulasi ini sangat bermanfaat jika membuat sebuah jaringan yang kompleks namun hanya memiliki komponen fisik yang terbatas. Di bawah ini adalah tampilan windows cisco paket tracer :

Pada tulisan sebelumnya saya telah membahas tentang VLSM( Variable Length Subnet Mask) beserta contoh perhitungannya. Dan berikut ini adalah simulasi dari hasil perhitungan VLSM tersebut. Langkah-langkahnya:
  • Drag 2 buah Router(1841) yaitu Router0 dan Router1. Anggap Router0 sebagai Router A dan Router1 sebagai Router B.
  • Setting Router0 dengan mendoble klik pada router tersebut. Sehingga muncul jendela berikut ini. Pada bagian Modules pilih WIC-1T dan matikan router dengan mengklik tombol power.
  • Kemudian drag dan letakkan modul WIC-1T ke kedua slotnya. Setelah itu nyalakan router.
  • Setelah router nyala, kita pindah ke tab Config dan pada INTERFACE pilih FastEthernet0/0. Kemudian Port Status di On dan isi IP Address dan Subnet Masknya. IP Address = 200.10.10.62, Subnet Mask = 255.255.255.192
  • Masih pada INTERFACE, pilih Serial0/0/0. Port Status setting menjadi On dan Clock Ratenya set menjadi 56000. Kemudian isi IP Address = 200.10.10.97 dan Subnet Masknya = 255.255.255.252. Akhirnya Router0 selesai disetting, tutup jendela Router0.
  • Lakukan hal yang sama pada Router1, bedanya pada INTERFACE-nya serial yang dipilih adalah Serial0/1/0, sedangkan fast ethernetnya sama yaitu FastEthernet0/0. Untuk FastEthernet0/0 IP Addressnya = 200.10.10.94, Subnet Masknya = 255.255.255.224. Sedangkan utuk Serial0/1/0 IP Addressnya = 200.10.10.98, Subnet Masknya = 255.255.255.252.
  • Setelah itu koneksikan Router0 dan Router1 menggunakan kabel Serial DCE. Dimana Serial0/0/0 untuk Router0 dan Serial0/1/0 untuk Router1. Untuk mengecek koneksi lakukan ping dari Router0 ke Router1 (sebaliknya) dan hasilnya akan terlihat pada bagian RealTime di sudut kanan bawah. Jika berhasil maka akan muncul status Successful dan jika gagal statusnya Failed.
  • Kemudian tambahkan 2 buah Switch (2950-24) dan 8 buah PC-PT (Generic), yaitu Switch0, Switch1, PC0, PC1, PC2, PC3, PC4, PC5, PC6 dan PC7. Dimana Switch0 dikoneksikan ke Router0, PC0, PC1, PC2 dan PC3. Sedangkan Switch1 dikoneksikan ke Router1, PC4, PC5, PC6 dan PC7.Semuanya dikoneksikan dengan kabel Copper Straight Through seperti pada gambar berikut ini.
  • Setelah itu setting semua Host (PC0-PC7) dengan mendoble klik pada PC yang akan disetting. Pilih tab Dekstop >> IP Configuration, kemudian pilih Static dan isi IP Address, Subnet Mask dan Default Gatewainya. Untuk PC yang ada pada Router0 IP Address yang bisa digunakan adalah 200.10.10.1 s/d 200.10.10.61 dengan Subnet Mask 200.10.10.192 dan Default Gateway 200.10.10.62. Sedangkan untuk PC yang ada pada Router1 IP Address yang bisa digunakan adalah 200.10.10.65 s/d 200.10.10.93 dengan Subnet Mask 200.10.10.224 dan Default Gateway 200.10.10.94.
Setelah semua PC disetting, test koneksinya dengan melakukan ping dari Host ke Router masing-masing. Berikut ini adalah outputnya.

0 comments:

Post a Comment